Tema Rabu Bersama Teens Go Green
(RBT) Episode 24 adalah “Darurat Iklim: Indonesia Nol Emisi, Mungkunkah?”  dengan narasumber Syaharani
dari komunitas Jeda Untuk Iklim
. Jeda Untuk Iklim adalah salah satu komunitas
yang bergerak dibidang isu lingkungan, yang focus pada perubahan iklim yang
terjadi di Indonesia.

Perubahan iklim merupakan salah satu
isu yang menjadi masalah  utama saat ini
diseluruh dunia. Perubahan iklim terjadi dikarenakan adanya ulah manusia yang
merusak keseimbangan lingkungan, seperti menebang pohon,
polusi udara akibat aktivitas industri dan kendaraan bermotor.
Dampak dari perubahan
iklim dapat menimbulkan kekeringan, curah hujan tinggi yang berakibat banjir,
longsor, kenaikan air laut dan meningkatnya suhu di bumi.

Menanggapi perubahan iklim ini,
komunitas Jeda Untuk Iklim hadir  untuk membantu
memulihkan keadaan iklim menjadi lebih baik
. Komunitas Jeda Untuk Iklim, muncul
karena suatu ide sekelompok orang-orang yang peduli terhadap isu dan perubahan
yang terjadi mengenai iklim di Indonesia. Indonesia saat ini harus ada perubahan
yang sistemik, mulai dari pemerintah, pelaku usaha, dan semua golongan masyarakat
harus saling bekerja sama terhadap isu tentang iklim. Peran seluruh aspek dibutuhkan
dalam menangani isu iklim ini. Jeda Untuk Iklim menjadi wadah untuk orang-orang
yang peduli terhadap perubahan iklim di Indonesia.

Perubahan iklim dapat disebabkan kerena
kurangnya daerah resapan air. Terjadinya perubahan iklim ditandai dengan kenaikan
suhu, kurangnya  kadar udara bersih, dan terjadinya
bencana alam.
Perubahan  iklim tentunya dirasakan
oleh seluruh  manusia baik yang tinggal
di kota maupun yang di desa. Namun masyarakat yang paling berdampak terhadap perubahan
iklim adalah, mereka yang tinggal di daerah pesisir, daerah pertambangan, dan masyarakat
miskin kota. Mereka adalah orang-orang yang menjadi garda terdepan terhadap perubahan
iklim. Namun demikian tidak menutup kemungkinan juga bagi  seluruh masyarakat yang ada di desa ataupun
di kota, meskipun dampaknya tidak terlalu dirasakan.

Lantas, siapa sebenarnya yang
bertanggungjawab terhadap perubahan iklim ini? Sebenarnya seluruh aspek dibutuhkan
kerja samanya dalam proses penanganan iklim. Namun yang memegang kontrol sebenarnya
adalah pemerintah. Pemerintahlah yang dapat membuat suatu regulasi atau perubahan
peraturan terkait isu perubahan iklim. Kita sebagai individu atau komunitas pecinta
lingkungan hanya dapat membantu melalui kampanye, atau edukasi-edukasi lainnya.
Oleh karenanya, pemerintah diharapkan turut andil dalam menanggapi isu perubahan
iklim tersebut. Seharusnya pemerintah membuat kebijakan-kebijakan yang memang konkret
bisa tercapai, Bukan menggunakan bahasa kiasan yang hanya memikat hati namun tanpa
ada gejala-gejalan perubahan.

Salah satu kebijakan yang harus segera
direalisasikan pemerintah adalah kebijakan di sector energi, misalnya industry batu
bara dan  sector hutan dan lahan. Saat ini
pemerintah membuat kebijakan net zero
2070
, yang mungkin belum konkret karena belum ada tanda-tanda yang mengarah keperubahan.
Net Zero 2070 hanya dianggap sebagai komunikasi
politik yang faktanya tidak ada perubahan yang bergerak kesana. Oleh karenanya dibutuhkan
kebijakan-kebijakan yang konkret terhadap perubahan ini. Jangan sampai membuat kebijakan
yang kalimatnya bagus dan penuh kiasan, namun tidak ada gerakan yang signifikan
terhadap isu tersebut. Disamping itu dari sector hutan dan lahan perlu dibuat regulasi
yang lebih tegas lagi, karena fakta di lapangan masih banyak terjadi pembabatan
hutan atau alih fungsi lahan. Jumlah hutan yang direstorasi tidak sebanding  dengan yang di tebang setiap tahunnya.

Untuk mencapai target nol emisi,
sebenarnya tidak sulit direalisasikan, asalkan ada niat dan  kemauan untuk berubah. Disamping dua sector diatas
sector lain yang berpengaruh adalah sector industri dan limbah. Dibutuhkan interpensi
dari pemerintah untuk mengontrol limbah yang dihasilkan oleh setiap industri. Misalnya
industri-industri petrokimia, industri semen, industri yang bergerak dibidang pembakaran,
atau industry penghasil plastik, yang memberikan sumbangan emisi yang tinggi.

Untuk mencapai target perubahan,
dibutuhkan komunikasi yang efektif antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Sehingga pemerintah daerah tidak menganggap perubahan iklim yang terjadi hanya sebatas
isu. Pemerintah dituntut membuat kebijakan yang system dan intergrasi  mengenai perubahan  iklim yang terjadi. Pemerintah seharusnya mampu
saling bekerja sama dan saling berkolaborasi dalam membuat dan merealisasikan kebijakan.
Jangan sampai kebijakan yang dibuat tumpang tindih dengan kebijakan lainnya. Kebijakan
yang dibuat hendaknya bersifat menyeluruh di setiap bidang, artinya kebijakan yang
dibuat bisa diterapkan untuk semua aspek masyarakat, dan kebijakan tersebut baik
untuk kemajuan  masyarakat.

Dalam menjalankan pergerakan di Isu
Perubahan Iklim, komunitas Jeda Untuk Iklim menghadapi banyak tantangan,
khususnya ketika di masa pandemi, misalnya kesusahan dalam menggiring masa untuk
beraksi langsung kelapangan, untuk mengkampanyekan isu perubahan, karena faktanya
emisi tidak berkurang sama sekali meskipun ketika terjadi pendemi, yang ada bahkan
semakin meningkat.

Sebagian anak muda yang peduli terhadap
perubahan iklim, hal konkret yang bisa kita lakukan adalah, pertama mengedukasi
diri sendiri terlebih dahulu, bagaimana kita bertindak dan mulai mengontrol diri
kita terhadap isu perubahan iklim, setelahmerasacukup, mulai mengedukasi orang
lain dengan keahlian yang kita miliki, misalnya sebagai anak teknik, membuat suatu
teknologi, atau sebagai saintis melakukan penelitan-penelitian, yang mampu mengadvokasi
orang-orang di sekitar kita, misalnya keluarga, tetangga, teman-teman internet,
teman-teman kampus atau organisasi dan lain-lainnya. Selain itu kita juga bisa membantu
komunitas-komunitas dalam menandatangani petisi-petisi yang bergerak di bidang lingkungan,
khususnya isu perubahan iklim.