Teens Go Green Indonesia dalam RBT episode 22 mengangkat tema “Aksi Anak Muda Untuk Konservasi
Laut” yang dipandu
oleh kak Rizky Nur Fadhilah sebagai perwakilan dari Teens Go Green dan Kak Yuli Efriani dari Seabolga yang berlokasi di Sumatra Utara, sebagai
salah satu koordinator program sekaligus founder komunitas Seabolga.
Seabolga adalah suatu komunitas
yang berlatar belakang dari sebuah keresahan dari kota kecil Sibolga, dimana
anak muda bisa menyuarakan suaranya sekaligus meningkatkan kreativitasnya. Lalu
dengan latar belakang lingkungan dari Kak Yuli dan teman-teman yang memiliki
keresahan rusaknya daerah pesisir, maka terbentuklah komunitas yang berfokus
pada kerusakan lingkungan di pesisir laut. Komuntas Seabolga berfokus pada
plastik polution dengan melakukan sampling di daerah pantai, lalu juga mengambil
sampling di lingkungan rumah yang dilakukan aktif pada setiap bulannya, lalu
juga mencari sumber dana untuk membuat satu data bass untuk data-data yang
telah di wujudkan. Juga riset untuk program, membuat workshop, sosialisasi ke
panti asuhan dan juga kepelatihan beasiswa untuk anak-anak muda.
Selama Pandemi, Program-program
seabolga dilakukan secara online, namun jika harus melakukan kagiatan secara
offline pada sekitar lingkungan seabolga, maka tetap mematuhi protokol
kesehatan, dengan membatasi peserta.
Melihat kondisi laut,
berdasarkan pendekatan kondisi di International, banyak sekali titik plastik
yang tersebar, di Indonesia sendiri, ada banyak kasus-kasus seperti Ikan Paus
yang terdampar dan ditemukan sampah plastik didalam perutnya. Sampah medis seperti
APD dan masker yang dibuang sembarangan di laut juga menjadi gambaran kerusakan
laut yang ada di Indonesia. Kita juga harus menyeimbangan penggunaan sampah
agar kita bisa mengetahui apa yang harus digunakan, mana yang harus dibatasi
sehingga sampah bisa dikurangi.
Dalam aspek kerusakan
lingkungan akibat sampah plastik biota laut secara keseluruhan terdampak pada
kerusakan tersebut, salah satu hal yang menarik adalah, microplastik yang ada
di laut telah meinjeksi pitoplankton yang akan mempengaruhi proses pitoplankton
dalam ekosistem rantai makanan awal yang berdampak pada hewan laut lainnya. Dari
sumber makanan laut seperti pitoplankton berdampak akibat adanya microplastik
yang juga akan berdampak hewan-hewan laut sampai pada manusia yang mengkonsumsi
ikan. Apa yang ada di laut itu sebenarnya adalah cerminan yang ada didarat.
Aksi yang tepat untuk anak muda
dalam menjaga laut adalah dengan cara, kesadaran dari anak muda bahwa mereka
memiliki power untuk menyelesaikan masalah. Dengan power yang dimiliki, maka
anak muda bisa berupaya secara maksimal untuk sharing terkait kegelisahan,
keresahan, yang dimiliki untuk menyebarkan isu-isu tersebut kepada anak muda
lainnya, dan itu juga yang coba dilakukan oleh kak Yuli Efriani.
Salah satu cara yang bisa merubah
ekosistem adalah kita harus menghindari sifat egois, kita harus meningkatkan
kepedulian kepada orang lain, kepedulian kepada lingkungan, meningkatkan
kesadaran bahwa kita hidup didunia tidak hanya sendiri.
Sampah di daerah laut Sibolga
sudah berkurang kondisinya dibandingkan sekitar 6 tahun yang laut, namun untuk
di daerah pesisir masih banyak sampah yang ditemukan. Seabolga mencoba
bekerjasama dengan pihak pemerintah dan masyarakat untuk mengurangi sampah yang
terdapat di pantai-pantai daerah Sibolga, dengan aksi penandatanganan petisi
dan lain sebagainya.
Tantangan yang ada di Indonesia
dalam menghadapi perubahan adalah manusianya. Kita tidak bisa memaksakan
kehendak orang, namun kita tetap terus berusaha untuk memberikan pemahaman
kepada orang lain diseketar kita. Perubahan yang baik adalah kesadaran yang
timbul dari masyarakatnya. Maka dari itu, yang menjadi tantangan untuk anak
muda adalah bisa mempengaruhi masyarakat untuk bisa paham, mulai peduli pada
sampah dan lingkungan, serta menjadi awal perubahan.